Immovesting – Pendiri dan CEO Nvidia, Jensen Huang, kini resmi masuk dalam jajaran 10 besar orang terkaya di dunia. Nilai kekayaannya bahkan hampir menyamai Warren Buffett, tokoh legendaris dunia investasi yang dikenal dengan julukan “Oracle of Omaha”. Jika tren ini terus berlanjut, Huang berpeluang besar melampaui kekayaan Buffett dalam waktu dekat.
Menurut Bloomberg, pada Rabu malam, 9 Juli 2025, kekayaan Jansen Huang tercatat sebesar USD 142 miliar atau sekitar Rp 2.303 triliun dengan kurs Rp 16.221 per dolar AS. Jumlah ini mengalami lonjakan tajam sebesar USD 27,6 miliar sejak awal tahun. Kenaikan ini beriringan dengan performa saham Nvidia yang terus menguat di tengah kompetisi kecerdasan buatan (AI) global.
Nvidia sendiri mencatatkan sejarah sebagai perusahaan pertama yang berhasil menyentuh nilai pasar USD 4 triliun atau sekitar Rp 64.886 triliun. Harga saham perusahaan ini meningkat sekitar 22% sepanjang 2025. Chip buatan Nvidia menjadi komponen penting dalam pengembangan AI, menjadikannya perusahaan yang sangat bernilai strategis dalam industri teknologi saat ini.
Analis Loop Capital, Ananda Baruah, memprediksi bahwa nilai pasar Nvidia dapat terus bertumbuh hingga mencapai USD 6 triliun. Ini disampaikan dalam catatannya kepada klien pada Rabu lalu dan dikutip oleh Forbes. Melonjaknya nilai saham ini secara langsung berkontribusi besar terhadap peningkatan kekayaan pribadi Huang.
Huang kini menyalip pendiri Google, Larry Page, dalam daftar orang terkaya dunia versi Bloomberg. Ia semakin dekat dengan posisi Warren Buffett, yang berada sedikit di atasnya. Buffett saat ini memiliki kekayaan sekitar USD 144 miliar atau setara Rp 2.336 triliun. Kekayaan Buffett juga naik sejak awal tahun, meskipun hanya sebesar USD 2,19 miliar.
Baca Juga : Elnusa Terapkan Teknologi Seismik Modern di Konsesi Batubara
Buffett masih aktif menjalankan konglomerasinya, Berkshire Hathaway, yang mencatatkan kenaikan saham sebesar 5% sepanjang tahun. Namun, pertumbuhan ini tidak secepat Nvidia. Selain itu, Buffett juga telah menyumbangkan lebih dari USD 60 miliar dari total kekayaannya selama dua dekade terakhir. Angka tersebut jauh melebihi nilai kekayaannya pada 2006 yang mencapai USD 46 miliar.
Meskipun kekayaan Huang meningkat drastis, nilainya tetap berisiko turun mengikuti fluktuasi harga saham Nvidia. Sepanjang 2025, Nvidia sempat mengalami gejolak pasar. Salah satu penurunan terbesar terjadi pada 27 Januari ketika saham Nvidia anjlok hingga 17% dalam sehari. Penurunan ini disebabkan oleh laporan bahwa perusahaan AI asal Tiongkok, DeepSeek, menggunakan chip Nvidia versi terbatas, yang memicu kekhawatiran di kalangan investor.
Kejadian itu tercatat sebagai penurunan nilai saham harian terbesar dalam sejarah perusahaan Amerika Serikat. Nvidia kehilangan hampir USD 600 miliar dari nilai pasarnya hanya dalam satu hari. Penurunan lain terjadi pada 3 Maret, ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor terhadap Meksiko, lokasi sebagian fasilitas produksi Nvidia.
Kebijakan pembatasan ekspor chip canggih ke Tiongkok juga menjadi hambatan tambahan bagi Nvidia, karena Tiongkok adalah pasar utama perusahaan ini di luar Amerika Serikat. Namun sejak Juni, saham Nvidia mulai stabil dan menunjukkan tren positif di Wall Street. Hal ini menandakan bahwa para investor mulai kembali percaya pada prospek perusahaan.
Jensen Huang memulai perjalanan bisnisnya sejak 1993 bersama dua rekannya, Chris Malachowsky dan Curtis Priem. Mereka mendirikan Nvidia saat Huang berusia 30 tahun. Ketiganya belum pernah menjalankan perusahaan sebelumnya, namun ketidaktahuan tersebut justru menjadi kekuatan mereka untuk terus melaju.
Dalam podcast “Acquired” yang tayang pada Oktober 2023, Huang mengungkapkan bahwa jika ia tahu betapa sulitnya memulai sebuah perusahaan sejak awal, ia mungkin tidak akan berani mencobanya. Menurutnya, keberanian mencoba tanpa tahu rintangan yang akan dihadapi adalah kekuatan terbesar seorang wirausahawan.
Kini, buah dari ketekunan dan visi jangka panjang Huang mulai terlihat nyata. Dengan keberhasilan Nvidia dan kenaikan nilai kekayaannya, ia menjadi contoh nyata bagaimana kerja keras dan keberanian mengambil risiko bisa membawa seseorang ke puncak dunia.