Immovesting – PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk melalui Chief Economist dan Kepala Riset Pendapatan Tetap, Fakhrul Fulvian. Ia mengungkapkan bahwa pasar keuangan menunjukkan tanda-tanda pemulihan lebih cepat dibandingkan sektor riil meskipun daya beli masyarakat masih mengalami tekanan. Fakhrul menjelaskan bahwa ekspektasi positif dari para investor turut mendorong meningkatnya volume transaksi di bursa saham. Hal ini menunjukkan optimisme yang mulai tumbuh di kalangan pelaku pasar keuangan.
Menurut Fakhrul, salah satu faktor yang mendorong peningkatan volume perdagangan adalah berakhirnya perang dagang serta adanya harapan penurunan suku bunga. Setelah konflik perdagangan mereda, sentimen pasar mulai membaik sehingga aktivitas perdagangan di bursa kembali meningkat. Meskipun kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan masih diwarnai pelemahan daya beli, pasar keuangan justru lebih dulu memperlihatkan tanda-tanda pemulihan.
Lebih lanjut, Fakhrul menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi secara keseluruhan akan berlangsung secara bertahap. Pemulihan yang terlihat saat ini baru berfokus pada pasar aset dan sektor keuangan. Sementara itu, sektor riil diharapkan baru akan mengalami perbaikan yang signifikan menjelang akhir tahun. Ia memprediksi bahwa kepercayaan pasar dan kondisi keuangan yang membaik akan menjadi modal penting agar sektor riil mulai pulih di kuartal ketiga dan kuartal keempat tahun ini.
Baca Juga : Pertamina Untung Besar Rp 45,9 Triliun di Tahun 2024
Fakhrul menambahkan bahwa situasi saat ini memang menunjukkan adanya keterlambatan (lagging) antara pemulihan pasar keuangan dengan sektor riil. Pasar keuangan sudah mulai membaik berkat ekspektasi pemotongan suku bunga dan peningkatan likuiditas yang tersedia. Namun, sektor riil membutuhkan waktu lebih lama untuk menyusul karena proses pemulihan di bidang produksi. Serta konsumsi memerlukan keyakinan yang lebih kuat dari pelaku ekonomi.
Kondisi global turut mempengaruhi pemulihan di pasar keuangan domestik. Meskipun perang dagang antara Amerika Serikat dan China belum sepenuhnya selesai. Adanya ekspektasi positif dan langkah-langkah meredakan ketegangan telah memberikan sentimen baik. Fakhrul menyebut bahwa perbaikan di sektor keuangan telah mulai terlihat sebagai dampak dari perundingan yang tengah berlangsung antara dua negara tersebut.
Sebagai informasi tambahan, Amerika Serikat dan China baru-baru ini menyepakati gencatan senjata dalam perang dagang yang telah berlangsung sejak awal April 2025. Kesepakatan ini merupakan hasil perundingan intensif selama dua hari di London. Meskipun belum mencapai kesepakatan penuh, kedua negara menyetujui sebuah “kerangka jabat tangan”. Yang bertujuan meredakan ketegangan terkait tarif dan hambatan perdagangan lainnya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan tersebut “sudah dilakukan,” meskipun masih menunggu persetujuan final dari dirinya dan Presiden China Xi Jinping. Langkah ini dianggap sebagai terobosan penting yang dapat membantu memperbaiki hubungan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Dengan adanya perkembangan tersebut, pasar keuangan domestik mendapatkan dorongan positif yang diyakini akan mempercepat proses pemulihan ekonomi secara umum. Fakhrul memproyeksikan bahwa pemulihan pasar keuangan akan lebih dulu terjadi sebelum sektor riil benar-benar membaik dan dampaknya dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat.
Secara keseluruhan, meski daya beli masyarakat masih mengalami tekanan, optimisme mulai tumbuh di sektor keuangan yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Perkembangan hubungan dagang global, khususnya antara AS dan China, turut memberikan katalis positif bagi pasar keuangan Indonesia. Pemulihan sektor riil diperkirakan baru akan mengikuti di paruh kedua tahun ini, seiring dengan meningkatnya kepercayaan dan perbaikan kondisi pasar keuangan.
Dengan demikian, proses pemulihan ekonomi nasional akan berlangsung secara bertahap, di mana pasar keuangan menjadi indikator awal yang menunjukkan arah positif. Sektor riil yang mencakup produksi, investasi, dan konsumsi masyarakat diharapkan dapat menyusul dengan perbaikan yang lebih nyata dalam beberapa bulan ke depan. Fakhrul menegaskan pentingnya menjaga momentum perbaikan ini agar dampaknya bisa dirasakan lebih luas dan berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia.
Simak Juga : Dari Nol, David Bangun Brand Hairum untuk Anak Muda