Immovesting – Pasar aset digital kembali bergejolak setelah penurunan harga Bitcoin terjadi cukup signifikan dalam 24 jam terakhir. Bitcoin yang sempat mencoba bertahan di level dukungan sekitar 112.500 dolar AS, harus kembali melemah hingga menyentuh kisaran 111.874 dolar AS atau sekitar Rp1,86 miliar. Angka ini menunjukkan ketidakmampuan pasar mempertahankan momentum positif di tengah tekanan jual yang semakin meningkat.
Selain itu, total kapitalisasi pasar kripto juga ikut terkoreksi. Data menunjukkan ada penyusutan hingga 32 miliar dolar AS, sehingga nilai pasar kripto secara keseluruhan turun ke level 3,81 triliun dolar AS. Kondisi ini menandakan bahwa penurunan harga Bitcoin turut menyeret aset digital lain ke dalam tekanan, sehingga tren bearish sementara ini masih sulit dibendung.
Penurunan harga Bitcoin bukanlah peristiwa tunggal, melainkan bagian dari dinamika pasar yang dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya adalah meningkatnya aksi jual oleh investor yang memilih mengamankan keuntungan atau melakukan cut loss. Fenomena ini menekan harga semakin dalam, apalagi ketika level psikologis gagal dipertahankan.
Indikator teknikal juga memperlihatkan sinyal pelemahan. Relative Strength Index (RSI) tercatat jatuh di bawah angka 50, yang berarti momentum positif telah hilang. Tekanan ini membuat pasar kehilangan optimisme jangka pendek, sementara pembeli belum cukup kuat untuk mendorong harga kembali naik.
Baca Juga : Saham BUMI Melesat Tinggi Capai 12,4 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp50 Triliun
Beberapa aspek berikut menjadi kunci yang mempercepat penurunan harga Bitcoin meski ada dukungan regulasi dari negara besar:
Daftar faktor di atas memperlihatkan bahwa penurunan harga Bitcoin dipicu oleh kombinasi teknikal dan psikologis yang saling berkaitan.
Di sisi lain, dukungan regulasi dari dua negara besar, Amerika Serikat dan Inggris, sebetulnya sempat memberikan secercah harapan. Kedua negara tersebut mengumumkan pembentukan satuan tugas kripto untuk memperkuat pengawasan dan menciptakan kerangka aturan yang lebih jelas. Langkah ini dianggap positif karena mampu memberikan kejelasan hukum sekaligus mempersempit ruang abu-abu di pasar aset digital.
Namun, kenyataannya pasar belum merespons dengan optimisme tinggi. Investor masih berhati-hati, mengingat regulasi baru membutuhkan waktu untuk benar-benar diimplementasikan. Sementara itu, volatilitas pasar kripto terus berlanjut, sehingga kabar positif dari regulator tidak cukup kuat untuk membalikkan tren penurunan harga Bitcoin dalam jangka pendek.
Jika tekanan jual tidak segera mereda, Bitcoin berpotensi melanjutkan pelemahan menuju level dukungan berikutnya di sekitar 110.000 dolar AS. Penurunan lebih jauh bisa memicu koreksi lanjutan dan menyeret pasar kripto ke fase bearish yang lebih dalam. Sebaliknya, bila Bitcoin berhasil merebut kembali level 112.500 dolar AS, peluang rebound menuju 115.000 dolar AS masih terbuka.
Prospek jangka pendek Bitcoin sangat dipengaruhi oleh aksi pasar dan kejelasan arah regulasi. Jika langkah konkrit dari pemerintah Amerika Serikat dan Inggris segera terealisasi, kepercayaan investor bisa pulih dan permintaan meningkat. Namun, bila hanya sebatas wacana, penurunan harga Bitcoin dikhawatirkan berlanjut karena tidak ada faktor penguat baru yang bisa menahan tren negatif.
Penurunan harga Bitcoin kali ini menjadi pengingat bahwa volatilitas aset digital tetap tinggi, meskipun ada dukungan regulasi dari negara besar. Investor perlu waspada terhadap dinamika pasar dan tidak hanya mengandalkan sentimen sesaat. Dengan pendekatan yang hati-hati, keputusan investasi bisa lebih bijak meskipun pasar sedang dalam tekanan.
Artikel tentang Penurunan Harga Bitcoin ditulis ulang oleh : Lukman Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : jawapos.com