Immovesting – Pasar modal Indonesia menunjukkan geliat yang cukup signifikan pada akhir September 2025. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 11 perusahaan yang siap dalam antrean penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Fenomena ini menandakan kepercayaan korporasi terhadap mekanisme penghimpunan dana di bursa masih cukup tinggi, meskipun tantangan ekonomi global tengah berlangsung.
Dari 11 perusahaan tersebut, 7 di antaranya masuk ke kategori aset menengah dengan nilai Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Sementara 4 sisanya termasuk kategori aset besar dengan total aset di atas Rp 250 miliar. Komposisi ini memperlihatkan keberagaman profil perusahaan yang siap melantai, mulai dari entitas yang baru berkembang hingga korporasi yang sudah mapan di industrinya masing-masing.
Keragaman sektor perusahaan yang siap IPO turut menjadi daya tarik tersendiri bagi investor. Menurut data BEI, 11 perusahaan tersebut tersebar di berbagai industri. Ada dua perusahaan yang bergerak di sektor basic materials, satu perusahaan dari consumer cyclicals, serta satu lagi dari consumer non-cyclicals. Selain itu, dua perusahaan berasal dari sektor keuangan, dua dari industri manufaktur, satu dari bidang teknologi, dan dua dari sektor transportasi dan logistik.
Penyebaran lintas sektor ini menjadi cermin bahwa pasar modal tidak hanya didominasi oleh sektor tradisional seperti energi atau bahan baku. Kehadiran sektor teknologi dan logistik, misalnya, menegaskan bahwa pasar terus bergerak mengikuti tren digitalisasi dan perubahan kebutuhan konsumen. Investor pun dapat memiliki pilihan lebih variatif, baik yang berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang maupun sektor yang lebih stabil.
Baca Juga : BI Waspada! Modal Asing Rp 2,71 Triliun Hengkang, Rupiah Ikut Tertekan
Selain IPO, pasar obligasi korporasi juga memperlihatkan aktivitas yang tinggi. Hingga 26 September 2025, tercatat ada 134 emisi surat utang dan sukuk yang telah diterbitkan oleh 70 perusahaan dengan total dana mencapai Rp 156,4 triliun. Angka ini menggambarkan bahwa instrumen pendanaan non-saham masih menjadi alternatif utama bagi banyak korporasi, terutama yang membutuhkan modal besar untuk ekspansi.
Tidak hanya itu, masih terdapat 20 emisi baru dari 15 perusahaan yang sudah masuk pipeline dan siap masuk ke pasar. Pipeline tersebut menunjukkan bahwa potensi penggalangan dana masih akan terus berlanjut dalam waktu dekat, memberikan sinyal positif bagi likuiditas pasar obligasi di Indonesia.
Pipeline surat utang yang siap diterbitkan juga cukup beragam. Dari total 20 emisi yang menunggu giliran, rincian sektor dapat dipetakan sebagai berikut:
Keterlibatan berbagai sektor ini memperlihatkan bahwa surat utang korporasi tetap relevan sebagai salah satu instrumen pembiayaan, terutama bagi industri padat modal.
Meskipun pipeline IPO dan obligasi terlihat menjanjikan, bukan berarti jalan menuju realisasi bebas hambatan. Emiten masih harus berhadapan dengan berbagai tantangan, mulai dari kondisi makro ekonomi global hingga regulasi yang berlaku.
Suku bunga tinggi dan ketidakpastian pasar keuangan internasional dapat memengaruhi minat investor. Selain itu, emiten juga harus memastikan transparansi dan tata kelola yang baik agar mampu menarik kepercayaan publik. Proses regulasi yang ketat dari BEI dan OJK pun menuntut kesiapan administrasi serta laporan keuangan yang kredibel.
Simak Juga : Salmonella: Bakteri yang Menyebabkan Keracunan MBG di Bandung, Waspadai!
Jika seluruh pipeline berhasil direalisasikan, dampaknya akan sangat signifikan bagi pasar modal Indonesia. Pertama, investor akan memiliki lebih banyak variasi instrumen, baik saham baru maupun obligasi dari beragam sektor. Kedua, perusahaan dapat memperoleh dana segar dengan biaya modal yang lebih efisien dibandingkan mengandalkan pinjaman bank semata.
Selain itu, keberhasilan ini akan memperkuat sentimen positif pasar modal domestik, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi tempat menarik untuk berinvestasi di tengah dinamika global. Likuiditas pasar juga akan meningkat, sehingga daya tarik bagi investor institusi maupun ritel akan semakin besar.
Artikel tentang Perusahaan Siap IPO ditulis ulang oleh : Ayu Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : AntaraNews.com