Immovesting – Pergantian posisi menteri dalam kabinet merupakan hal yang tidak jarang terjadi, terlebih ketika seorang pejabat mendapat amanah baru. Hal ini pula yang terjadi pada Kementerian BUMN setelah Erick Thohir resmi dilantik menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga. Presiden Prabowo Subianto kemudian menunjuk Dony Oskaria, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN, untuk menduduki kursi Pelaksana Tugas Menteri BUMN.
Penunjukan ini dilakukan agar tidak ada kekosongan kepemimpinan di kementerian yang mengawasi puluhan perusahaan milik negara. Dalam pengumuman resmi, Menteri Sekretaris Negara menyampaikan bahwa penunjukan Dony efektif berlaku sejak Erick Thohir dipindahkan ke posisi barunya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan kesinambungan kepemimpinan di BUMN tetap berjalan dengan baik.
Dony Oskaria bukanlah sosok baru dalam lingkup perusahaan negara. Sebelum dipercaya sebagai Plt Menteri BUMN, ia menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN sejak Oktober 2024. Posisi tersebut membuatnya terlibat langsung dalam penyusunan kebijakan strategis dan pengawasan kinerja BUMN. Dengan pengalaman tersebut, Dony dianggap mampu mengisi kekosongan kepemimpinan di kementerian ini.
Selain itu, Dony juga memiliki pengalaman manajerial di luar struktur kementerian. Ia pernah dipercaya menjadi Chief Operating Officer (COO) di Danantara Indonesia, sebuah holding investasi yang mengelola sejumlah perusahaan negara. Peran ini memberinya bekal penting untuk memahami dinamika bisnis sekaligus tantangan yang dihadapi BUMN dalam persaingan global.
Penunjukan Dony Oskaria sebagai Plt Menteri BUMN tentu bukan tanpa alasan. Beberapa faktor yang mendasari keputusan Presiden Prabowo dapat dirangkum sebagai berikut:
Faktor-faktor tersebut membuat Dony dipandang sebagai figur yang paling logis untuk mengisi posisi sementara, sekaligus menjaga ritme kerja kementerian.
Simak Juga : Inilah Daftar 11 Pejabat yang Resmi Dilantik Presiden Prabowo Subianto
Meski statusnya hanya sebagai Plt, tanggung jawab yang dipikul Dony tidak bisa dianggap ringan. Ia harus memastikan program yang sudah berjalan tetap konsisten, mulai dari restrukturisasi BUMN, transparansi manajemen, hingga upaya meningkatkan kinerja keuangan perusahaan milik negara. Semua itu harus dilakukan tanpa menimbulkan gejolak di internal maupun eksternal kementerian.
Tantangan lainnya adalah menjaga kepercayaan publik. Setelah adanya pergantian pejabat, masyarakat tentu menaruh perhatian besar pada kelanjutan program-program BUMN. Investor dan mitra bisnis juga akan menilai bagaimana stabilitas kementerian dijaga. Oleh karena itu, langkah-langkah yang ditempuh Dony dalam beberapa bulan mendatang akan menjadi sorotan, terutama terkait efektivitasnya dalam memimpin transisi.
Di sisi lain, harapan besar juga disematkan kepadanya. Publik menginginkan kepemimpinan yang konsisten, transparan, dan mampu membawa BUMN tetap berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Jika Dony mampu menjawab tantangan tersebut dengan baik, reputasinya bisa semakin kuat dan membuka peluang untuk dipertimbangkan sebagai menteri definitif di masa mendatang.
Artikel tentang Dony Oskaria ini ditulis ulang oleh : Abra Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : Liputan6.com