Immovesting – Belakangan ini, masyarakat semakin ramai membicarakan Worldcoin, terutama setelah banyak orang melakukan pemindaian biometrik mata untuk memperoleh aset kripto tersebut. Fenomena ini menarik perhatian berbagai kalangan, baik dari masyarakat umum hingga pelaku industri. Tokocrypto, salah satu bursa kripto terbesar di Indonesia, memberikan pandangannya terkait tren ini. Mereka menilai, meningkatnya antusiasme terhadap Worldcoin mencerminkan ketertarikan publik terhadap inovasi berbasis blockchain dan teknologi identitas digital yang semakin berkembang.
Menurut Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, tingginya minat terhadap Worldcoin menunjukkan bahwa masyarakat semakin terbuka terhadap teknologi baru. Namun, Iqbal juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga keamanan data pribadi, terutama ketika berhubungan dengan informasi sensitif seperti biometrik mata. Dia menekankan bahwa meskipun inovasi teknologi selalu menarik, perlindungan data pribadi harus menjadi prioritas utama.
Iqbal juga menyoroti pentingnya transparansi dalam memperkenalkan teknologi baru di Indonesia. Setiap inovasi harus dijalankan secara etis dan sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Ia menambahkan bahwa setiap pihak yang melibatkan data biometrik perlu memastikan bahwa mereka beroperasi dalam kerangka hukum yang jelas, menjaga keamanan, dan menghormati privasi pengguna. “Keamanan dan privasi pengguna harus tetap menjadi hal yang utama dalam setiap pengembangan teknologi baru,” ujar Iqbal.
Baca Juga : Fidelity dan Ark Invest Prediksi Peran Strategis Bitcoin Gantikan Emas
Dalam kesempatan tersebut, Iqbal juga menyarankan adanya pembentukan regulasi berbasis prinsip yang dapat mendukung inovasi sekaligus melindungi masyarakat. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah pengembangan sandbox regulasi, sebuah ruang uji coba yang memungkinkan teknologi baru dievaluasi terlebih dahulu sebelum diterapkan secara luas. Hal ini dianggap sebagai solusi yang dapat mengurangi risiko sambil mendorong adopsi teknologi.
Di sisi lain, pengamat kripto Desmond Wira memberikan pandangan yang lebih hati-hati terhadap tren ini. Menurutnya, praktik menukarkan data biometrik dengan aset kripto dalam jumlah kecil bisa berisiko besar. Desmond menjelaskan bahwa data biometrik, terutama informasi retina, adalah salah satu data pribadi yang sangat sensitif dan harus dijaga dengan hati-hati. “Menukarkan data biometrik dengan uang atau aset kripto sangat tidak sebanding dengan risikonya,” tegas Desmond.
Desmond juga mengidentifikasi empat potensi risiko besar yang dapat muncul akibat penyerahan data biometrik kepada pihak ketiga. Pertama, data tersebut bisa digunakan untuk riset kecerdasan buatan tanpa persetujuan pemilik data. Kedua, data biometrik bisa diperjualbelikan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan pengguna. Ketiga, meskipun pihak Worldcoin menjamin keamanan, masih ada kemungkinan sistem mereka diretas. Keempat, ada risiko penyalahgunaan data oleh oknum yang berada dalam sistem Worldcoin itu sendiri.
Risiko-risiko tersebut, menurut Desmond, sangat besar dan bisa berdampak jangka panjang terhadap privasi dan keamanan individu. Bahkan jika sistem Worldcoin mengklaim aman, kemungkinan kebocoran data atau penyalahgunaan tetap ada. “Risikonya jauh lebih besar dibandingkan dengan manfaat instan yang ditawarkan,” tambah Desmond. Oleh karena itu, dia menyarankan agar masyarakat berhati-hati dan tidak terburu-buru mengikuti program seperti Worldcoin.
Pada akhirnya, meskipun Worldcoin menawarkan potensi keuntungan dalam bentuk aset kripto, penting untuk memahami berbagai risiko yang mungkin timbul. Setiap keputusan yang melibatkan data pribadi harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Sebagai masyarakat, kita perlu bijak dalam memilih teknologi yang akan diadopsi, dengan tetap menjaga keamanan dan privasi data kita.
Simak Juga : KB Serentak: Menuju Keluarga Sehat dan Generasi Emas