Immovesting – Kejaksaan Agung Republik Indonesia resmi menetapkan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook. Status ini berlaku sejak 4 September 2025, dan Nadiem langsung ditahan untuk keperluan penyidikan. Ia diduga terlibat dalam penyalahgunaan wewenang dalam proyek bernilai hampir Rp 9,9 triliun yang seharusnya mendukung digitalisasi pendidikan.
Kejaksaan menyebut bahwa penyimpangan terjadi ketika spesifikasi produk dilonggarkan agar sesuai dengan perangkat tertentu. Akibatnya, tidak semua sekolah penerima dapat memanfaatkan laptop tersebut karena keterbatasan jaringan internet. Perbuatan ini menimbulkan kerugian negara yang diperkirakan mencapai Rp 1,98 triliun. Penetapan tersangka terhadap Nadiem pun menambah daftar panjang kasus korupsi sektor pendidikan yang sebelumnya juga kerap menjadi sorotan publik.
Meski sedang menghadapi kasus hukum, harta kekayaan Nadiem Makarim masih mencatat angka fantastis. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 22 Februari 2025, total aset yang dilaporkan mencapai Rp 600,6 miliar. Jumlah ini mencakup tanah, bangunan, kendaraan, surat berharga, kas, dan berbagai aset lainnya.
Namun, angka ini menunjukkan penurunan sangat signifikan bila dibandingkan dengan laporan pada 2022, ketika kekayaan Nadiem sempat menembus Rp 4,8 triliun. Penurunan drastis ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat, apalagi terjadi di tengah sorotan kasus pengadaan laptop. Publik mempertanyakan transparansi serta kejelasan arus keluar-masuk harta mantan bos Gojek tersebut.
Baca Juga : Mengapa Saham Bank BCA Tetap Menarik Meski Terkoreksi Cukup Dalam?
Dari laporan resmi yang dipublikasikan, aset Nadiem terdiri dari tujuh bidang tanah dan bangunan dengan nilai sekitar Rp 57,8 miliar, dua unit kendaraan senilai Rp 2,25 miliar, surat berharga senilai Rp 926 miliar, kas dan setara kas Rp 77 miliar, serta aset lainnya mencapai Rp 2,9 miliar. Jumlah ini menunjukkan portofolio harta yang beragam, meskipun sebagian besar tersimpan dalam bentuk surat berharga.
Di sisi lain, Nadiem juga tercatat memiliki utang yang tidak sedikit. Nilainya mencapai Rp 466 miliar, sehingga nilai kekayaan bersihnya berkisar pada Rp 600 miliar. Fakta ini memperlihatkan betapa besar dinamika keuangan yang dialami dalam kurun beberapa tahun terakhir. Penurunan nilai aset dari triliunan rupiah menjadi ratusan miliar rupiah hanya dalam tiga tahun menjadi salah satu hal yang banyak diperdebatkan publik.
Berikut beberapa poin penting yang memperjelas kasus tersangka korupsi Chromebook yang menjerat Nadiem Makarim:
Poin-poin ini tidak hanya menggambarkan posisi keuangan Nadiem, tetapi juga memperlihatkan skala besar kasus yang sedang ditangani aparat penegak hukum.
Penetapan tersangka korupsi Chromebook terhadap Nadiem memicu perdebatan luas. Banyak pihak menilai bahwa kasus ini mencerminkan kelemahan pengawasan dalam proyek-proyek strategis nasional. Program digitalisasi pendidikan yang semestinya bermanfaat justru berubah menjadi skandal dengan kerugian negara triliunan rupiah.
Dari sisi publik, sorotan tidak hanya tertuju pada kasus hukum, tetapi juga pada perbandingan tajam antara harta kekayaan pribadi dan dugaan penyalahgunaan dana publik. Masyarakat menuntut agar kasus ini diusut tuntas, serta agar praktik serupa tidak terulang pada program pendidikan lain. Bagi pemerintah, kasus ini sekaligus menjadi peringatan untuk memperketat sistem pengadaan agar tidak membuka celah korupsi di masa depan.
Alih-alih ditutup dengan kesimpulan biasa, penting menekankan bahwa kasus ini menjadi titik krusial dalam perjalanan transparansi di Indonesia. Pemerintah diharapkan bisa belajar dari skandal ini dengan memperkuat mekanisme audit, meningkatkan partisipasi publik dalam pengawasan, serta memastikan proyek pendidikan benar-benar menjangkau siswa yang membutuhkan.
Selain itu, publik perlu diberikan akses informasi yang jelas mengenai alokasi anggaran dan progres pengadaan, sehingga tidak ada ruang bagi spekulasi atau manipulasi. Kasus tersangka korupsi Chromebook harus dijadikan cermin, agar generasi muda tidak kembali dirugikan oleh penyalahgunaan kekuasaan yang mengorbankan masa depan pendidikan bangsa.