Immovesting – Menteri Perdagangan, Budi Santoso, baru-baru ini melepas ekspor perdana sarung tangan kerja produksi PT Sport Glove Indonesia (SGI) yang berasal dari Sleman, Yogyakarta, ke pasar Amerika Serikat. Ekspor ini terdiri dari dua kontainer berukuran 20 dan 40 kaki dengan total 48.612 pasang sarung tangan. Nilai ekspor tersebut mencapai USD 123,10 ribu atau sekitar Rp 1,97 miliar.
Keberhasilan produk sarung tangan Sleman menembus pasar Amerika Serikat ini menjadi bukti bahwa industri Indonesia mampu bersaing di tingkat internasional. Menteri Budi Santoso menegaskan bahwa ekspor ini mendorong momentum peningkatan ekspor Indonesia meskipun di tengah kebijakan tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump di AS.
Produk yang diekspor merupakan sarung tangan premium yang diperuntukkan bagi industri dan pekerjaan umum. Sarung tangan tersebut dibuat dengan menggabungkan teknologi tekstil modern serta keahlian lokal, sehingga mencerminkan daya saing tinggi dari industri nasional. Menurut Menteri Perdagangan, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mampu mengekspor bahan baku. Akan tetapi juga produk jadi berkualitas tinggi yang memenuhi standar global.
Melihat pencapaian ini, Menteri Budi Santoso optimistis bahwa pasar Amerika Serikat akan terus memberikan peluang cerah bagi ekspor produk sarung tangan kerja dari Indonesia. Saat ini, Amerika Serikat merupakan tujuan utama ekspor sarung tangan kerja Indonesia. Serta menempatkan Indonesia sebagai pemasok terbesar keenam setelah Vietnam dan India di pasar Negeri Paman Sam.
Baca Juga : Kiprah Ririn Nova Sartika Membangun Fashion Lokal Era Digital
Meski begitu, tantangan yang cukup besar masih menanti Indonesia. Pemerintah AS tengah menerapkan tarif tambahan pada produk impor, termasuk sarung tangan kerja. Menurut Menteri Budi Santoso, pemerintah Indonesia terus melakukan upaya diplomasi agar produk dalam negeri tetap dapat bersaing di pasar global. Ia menegaskan bahwa tantangan ini harus dihadapi dengan meningkatkan efisiensi dan daya saing industri nasional.
Meski terdapat perang tarif antara Amerika Serikat dan China. Hal ini tidak berdampak signifikan terhadap ekspor sarung tangan kerja Indonesia ke AS. Justru, situasi ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mengambil pangsa pasar yang sebelumnya dikuasai oleh produk China. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, Indonesia menempati posisi ke-12 dunia sebagai eksportir sarung tangan kerja. Pada tahun 2024, nilai ekspor produk ini mencapai USD 112,40 juta.
Melihat tren positif ini, pada kuartal pertama tahun 2025, nilai ekspor sarung tangan kerja Indonesia telah mencapai USD 24,40 juta. Selama lima tahun terakhir, dari 2020 hingga 2024, pertumbuhan rata-rata ekspor sektor ini tercatat sebesar 7,8 persen per tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa industri sarung tangan kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan yang stabil.
Secara global, industri sarung tangan kerja juga menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Nilai pasar dunia untuk produk ini saat ini telah mencapai USD 6,5 miliar. Pertumbuhan tahunan pasar global berada pada kisaran 2,96 persen, bahkan sempat melonjak hingga 4,45 persen pada tahun 2024. Permintaan global terhadap sarung tangan kerja juga meningkat secara konsisten, rata-rata tumbuh 2,96 persen setiap tahun dalam lima tahun terakhir.
Dengan tren pertumbuhan tersebut, peluang pasar global untuk produk sarung tangan kerja terbuka sangat lebar. Hal ini menjadi dorongan penting bagi pelaku industri di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan kapasitas produksinya agar dapat bersaing di tingkat dunia. Keberhasilan PT Sport Glove Indonesia menembus pasar Amerika Serikat adalah contoh nyata bahwa produk buatan lokal dapat diterima dan diminati di pasar internasional.
Secara keseluruhan, ekspor sarung tangan kerja dari Sleman ke Amerika Serikat tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional, tetapi juga menegaskan bahwa sektor industri dalam negeri memiliki potensi besar untuk berkembang. Pemerintah dan pelaku industri diharapkan terus bekerja sama untuk menghadapi tantangan, meningkatkan kualitas produk, serta memperluas pangsa pasar ekspor.
Keberhasilan ini juga membuka harapan bahwa produk Indonesia dapat semakin dikenal dan diterima di berbagai negara, tidak hanya sebagai pemasok bahan baku, tetapi juga sebagai produsen produk jadi dengan mutu tinggi. Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan peningkatan kemampuan teknologi, industri sarung tangan kerja Indonesia diprediksi akan terus tumbuh dan berkontribusi positif bagi perekonomian nasional.
Simak Juga : Kegunaan Zinc Untuk Perawatan Kulit dan Jerawat, Mengontrol Minyak Berlebih