Immovesting – PT Pos Indonesia kini merayakan usia ke-279 tahun. Pencapaian ini menandai posisi Pos Indonesia sebagai badan usaha milik negara tertua di Indonesia. Usia panjang tersebut menjadi bukti kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan zaman serta tetap berperan penting dalam kehidupan masyarakat.
Dalam lima tahun terakhir, transformasi besar dilakukan untuk memperkuat posisi perusahaan. Perubahan itu mencakup perbaikan kondisi keuangan, pengembangan platform digital, serta pergeseran menjadi perusahaan logistik modern yang mampu bersaing di tingkat global. Berbagai penghargaan nasional berhasil diraih, sekaligus membangun sumber daya manusia yang unggul dan memberikan layanan prima kepada pelanggan.
Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Pos Indonesia, Endy Pattia Rahmadi Abdurrahman, menegaskan bahwa inovasi tidak hanya sebatas produk baru. Menurutnya, peningkatan proses kerja, penguatan budaya perusahaan, serta pemberian nilai tambah bagi masyarakat juga menjadi bagian penting dari inovasi berkelanjutan.
Hal senada disampaikan Direktur Bisnis Kurir dan Logistik, Tonggo Marbun. Ia menyebut perjalanan panjang selama hampir tiga abad adalah kebanggaan sekaligus tantangan. Menurutnya, kunci keberlangsungan perusahaan adalah kemampuan untuk beradaptasi dan terus menghadirkan inovasi. Tanpa langkah tersebut, mustahil Pos Indonesia bisa bertahan hingga sekarang.
Tonggo menambahkan, persaingan semakin keras sehingga insan Pos Indonesia harus lincah menghadapi perubahan. Ia berharap seluruh pegawai mampu menyesuaikan diri dengan cepat, fokus pada kompetisi, serta menjaga semangat berinovasi agar perusahaan tetap bertahan di masa depan.
Direktur Human Capital Management, Asih Kurniasari Komar, turut menyampaikan bahwa ulang tahun ke-279 ini bukan sekadar perayaan. Ia mengajak seluruh karyawan untuk memahami makna mendalam di balik momentum tersebut. Dengan tema “Pos Indonesia Inovasi Berkelanjutan”, perusahaan diyakini tetap eksis dan menjadi pilihan utama masyarakat di tengah persaingan industri logistik yang semakin ketat.
Baca Juga : Great Eastern Sasar UMKM lewat Asuransi Risiko Industri
Corporate Secretary Pos Indonesia, Tata Sugiarta, menambahkan bahwa usia panjang tidak membuat perusahaan kehilangan semangat. Ia menyebut Pos Indonesia kini memiliki empat portofolio bisnis utama, yaitu kurir logistik, layanan keuangan, dan properti. Namun, ia juga menegaskan bahwa tantangan ke depan cukup besar, terutama terkait isu penggabungan kluster logistik di bawah Danantara. Menurutnya, langkah itu harus dipersiapkan dengan serius agar perusahaan tetap kompetitif.
Dari sisi operasional, Pos Indonesia memiliki kekuatan besar dengan lebih dari satu juta rute pengantaran ke seluruh pelosok negeri. Rute tersebut ditopang oleh jaringan transportasi darat, laut, dan udara, serta pemanfaatan gudang dan pusat distribusi di berbagai daerah. Armada yang dimiliki mencakup lebih dari 1.200 kendaraan roda empat dan sekitar 13.000 sepeda motor yang siap menjangkau masyarakat hingga ke pelosok.
Direktur Business Development & Portfolio Management, Prasabri Pesti, menjelaskan bahwa backbone transportasi darat dengan kapasitas besar beroperasi harian dari Aceh hingga Mataram. Pos Indonesia juga memanfaatkan ruang kapal Pelni serta armada lain untuk mendukung pengiriman. Strategi ini menjadikan perusahaan sebagai tulang punggung industri kurir di tanah air.
Upaya tersebut sejalan dengan lima prioritas utama layanan pos komersial, antara lain memperluas jangkauan, meningkatkan perlindungan konsumen, memanfaatkan infrastruktur bersama, menerapkan sistem monitoring yang transparan, dan bergerak menuju logistik ramah lingkungan. Pos Indonesia menerapkan model bisnis berbasis sinergi aset, armada, dan teknologi dengan mitra kurir nasional untuk menjawab tantangan industri.
Selain jaringan yang luas, perusahaan juga berhasil meningkatkan efisiensi operasional melalui penerapan teknologi modern. Sejak 2023, Pos Indonesia mulai menggunakan sistem penyortiran robotik dan pelabelan otomatis. Teknologi tersebut mempercepat proses pemilahan paket sekaligus menekan biaya operasional.
Prasabri menyebut, pemanfaatan teknologi ini mampu mengurangi biaya hingga 42 persen serta meningkatkan akurasi pengiriman. Kecepatan pemrosesan paket juga naik 2,5 kali lipat dibandingkan cara manual. Selain itu, kebutuhan tenaga kerja berkurang hingga 30 persen, meski tetap memberi ruang bagi pegawai untuk beralih ke bidang lain yang lebih strategis.
Inovasi dan efisiensi yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir menjadi bukti bahwa usia panjang bukan halangan bagi Pos Indonesia untuk terus maju. Perusahaan berupaya menjaga relevansi di tengah perkembangan teknologi dan persaingan global. Dengan bekal pengalaman hampir tiga abad, Pos Indonesia bertekad melanjutkan perannya sebagai garda terdepan dalam layanan kurir, logistik, dan keuangan bagi masyarakat Indonesia.
Simak Juga : Google Ungkap Hacker Diduga Asal China Incar Diplomat Asia Tenggara