Immovesting – Dana pendidikan anak perlu dipersiapkan sejak dini oleh para orang tua. Hal ini tidak hanya bisa dilakukan melalui tabungan atau investasi, tetapi juga melalui asuransi pendidikan. Perencana Keuangan Andy Nugroho menekankan bahwa asuransi pendidikan merupakan salah satu instrumen penting yang dapat menjamin keberlangsungan pendidikan anak, terutama jika orang tua menghadapi risiko dalam hidupnya.
Andy menjelaskan, mempersiapkan dana pendidikan sebaiknya dilakukan sejak orang tua menyadari bahwa biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Jika menunggu hingga anak mendekati usia sekolah, maka jumlah dana yang harus disediakan sekaligus bisa sangat membebani. Oleh karena itu, memulainya lebih awal akan memberikan waktu yang cukup panjang untuk menabung, sehingga jumlah yang disisihkan setiap bulan menjadi lebih ringan.
Selain itu, menurut Andy, asuransi pendidikan dapat menjadi pelengkap dari tabungan dan investasi. Asuransi ini akan memberikan jaminan keberlangsungan dana pendidikan meski orang tua mengalami musibah seperti kecelakaan atau meninggal dunia. Dengan begitu, pendidikan anak tetap dapat berjalan sesuai rencana, meskipun kondisi finansial keluarga mengalami gangguan.
Baca Juga : SRC Perkuat UMKM dan Toko Kelontong Lewat Digitalisasi
Mempersiapkan dana pendidikan sejak awal juga membantu orang tua mengelola anggaran lebih bijak. Dengan waktu persiapan yang panjang, nominal yang harus ditabung setiap bulan tidak terlalu besar. Hal ini tentu berbeda jika orang tua baru mulai menyiapkan dana tersebut ketika anak sudah memasuki masa sekolah, yang biasanya memerlukan dana lebih besar dalam waktu lebih singkat.
Namun, di tengah berbagai tanggung jawab keuangan rumah tangga seperti cicilan rumah, kebutuhan harian, dan tagihan lainnya, orang tua kerap menghadapi dilema dalam memprioritaskan antara dana pendidikan anak dan dana pensiun. Krizia Maulana, Investment Specialist dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, menyampaikan bahwa keduanya sama pentingnya dan harus direncanakan secara seimbang.
Krizia menyarankan agar pos dana darurat dipenuhi terlebih dahulu sebelum menyiapkan dana pendidikan dan dana pensiun. Dana darurat ini berguna untuk menghadapi pengeluaran tak terduga, agar tidak mengganggu alokasi dana lainnya. Ia juga menegaskan bahwa sebaiknya tidak mengambil dana pensiun untuk menutup kebutuhan pendidikan, karena hal ini akan mengorbankan kesejahteraan orang tua di masa tua.
Ia mengingatkan bahwa idealnya pos dana pensiun sudah mulai diisi sejak seseorang memperoleh penghasilan pertama. Dengan begitu, kontribusi yang disisihkan untuk dana pensiun bisa lebih kecil namun konsisten. Ketika belum memiliki beban lain seperti dana pendidikan anak, inilah saat yang tepat untuk mulai menyisihkan sebagian penghasilan untuk masa depan.
Setelah anak lahir, barulah dana pendidikan mulai diprioritaskan. Namun, bukan berarti dana pensiun harus diabaikan. Keduanya tetap perlu disiapkan bersamaan, dengan pembagian porsi yang disesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing keluarga.
Krizia juga mengingatkan pentingnya penyesuaian antara pilihan pendidikan anak dengan kemampuan keuangan orang tua. Memaksakan diri untuk menyekolahkan anak di tempat yang biayanya di luar batas kemampuan justru bisa mengganggu perencanaan pensiun. Ia menegaskan bahwa prioritas pada dana pensiun bukan berarti mengabaikan masa depan anak, melainkan bentuk tanggung jawab agar tidak membebani anak secara finansial di masa depan.
Pada akhirnya, perencanaan keuangan yang baik mencakup semua aspek penting dalam kehidupan keluarga. Dana pendidikan dan dana pensiun bukan hal yang bisa dipilih salah satu, melainkan keduanya perlu disiapkan dengan matang. Orang tua harus ingat bahwa masa tua yang sejahtera dan pendidikan anak yang layak sama-sama membutuhkan komitmen jangka panjang sejak usia muda.
Simak Juga : Rekomendasi Produk dari MR.D.I.Y yang Banyak Dimiliki Furnitur