Immovesting – Awal pekan ini pasar modal Indonesia dikejutkan dengan penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun lebih dari tiga persen. Kondisi tersebut dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian politik dan aksi demonstrasi di sejumlah daerah yang berimbas pada rasa percaya pelaku pasar. Aksi jual massal, terutama dari investor asing, menekan IHSG hingga jatuh dalam waktu singkat.
Bursa mencatat nilai jual bersih investor asing mencapai lebih dari satu triliun rupiah dalam satu hari perdagangan. Angka tersebut memperlihatkan betapa sensitifnya pasar terhadap isu non-ekonomi. Kekhawatiran investor asing terhadap stabilitas nasional turut mempercepat aliran dana keluar sehingga memperburuk tekanan pada indeks dan nilai tukar rupiah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) segera merespon dengan memberikan imbauan kepada investor untuk tidak mudah panik. Menurut OJK, keputusan investasi sebaiknya didasarkan pada data dan fakta, bukan pada rumor atau spekulasi. OJK menegaskan pasar modal Indonesia memiliki landasan kuat yang dapat menopang pemulihan dalam jangka menengah hingga panjang.
Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Keuangan juga mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terjaga dengan baik. Produk domestik bruto pada kuartal terakhir tumbuh di atas lima persen, menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan Asia. Data ini memperlihatkan bahwa secara fundamental, kondisi ekonomi masih cukup solid meski tengah diguncang gejolak politik.
Baca Juga : Top 5 Aplikasi Crypto Exchange Terpopuler di Indonesia Tahun 2025
Berbagai pihak telah mengambil langkah untuk menjaga ketenangan pasar. Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menahan pelemahan rupiah. Intervensi ini membuat nilai tukar kembali stabil setelah sempat melemah mendekati satu persen terhadap dolar AS. Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia juga menyiapkan opsi kebijakan tambahan seperti kemungkinan menunda praktik short selling agar volatilitas tidak semakin tajam.
Pemerintah turut meluncurkan program stimulus guna memperkuat daya tahan ekonomi domestik. Program ini mencakup dukungan pada sektor riil, insentif untuk industri padat karya, serta bantuan sosial seperti program makan gratis bagi pelajar dan ibu hamil. Paket kebijakan tersebut ditujukan agar konsumsi tetap tumbuh, sekaligus menenangkan pasar bahwa stabilitas ekonomi masih menjadi prioritas utama.
Untuk memulihkan kepercayaan dan meredam gejolak, berikut sejumlah langkah yang telah diumumkan oleh otoritas:
Langkah-langkah tersebut memperlihatkan adanya koordinasi erat antara regulator, pemerintah, dan otoritas pasar. Harapannya, dengan pendekatan menyeluruh, kepercayaan investor bisa pulih secara bertahap.
Meski IHSG sempat jatuh tajam, banyak analis menilai pasar memiliki peluang besar untuk rebound. Stabilitas politik dan kejelasan arah kebijakan pemerintah akan menjadi kunci utama pemulihan. Jika ketegangan berhasil diredakan dalam waktu dekat, arus modal asing bisa kembali masuk dan mengangkat indeks saham.
Di sisi lain, investor domestik diharapkan mengambil peran lebih aktif dengan memanfaatkan momentum harga saham yang terkoreksi. Dengan strategi investasi jangka panjang, gejolak jangka pendek dapat diubah menjadi peluang. OJK optimis jika disiplin data dan keyakinan investor tetap terjaga, pasar modal Indonesia akan kembali sehat dan menarik bagi investor global.
Gejolak yang terjadi menunjukkan betapa eratnya hubungan antara politik dan pasar keuangan. Namun, fondasi ekonomi Indonesia yang masih kuat menjadi alasan bagi investor untuk tetap percaya diri. Respon cepat OJK, Bank Indonesia, serta dukungan kebijakan pemerintah memperlihatkan komitmen menjaga stabilitas.
IHSG mungkin sedang melemah, tetapi dengan koordinasi yang baik dan strategi yang tepat, pasar diyakini bisa bangkit kembali. Bagi investor, kuncinya adalah tetap rasional, tidak terjebak rumor, dan memandang pasar modal sebagai investasi jangka panjang yang akan pulih bersama stabilitas ekonomi nasional.