Immovesting – Langkah Lippo Group dalam merenovasi 1.500 rumah desa dimulai dari Kampung Wisata Topeng di Malang, Jawa Timur. Kawasan ini dipilih bukan hanya karena nilai historis dan budaya, tetapi juga sebagai simbol bahwa desa wisata dapat menjadi pusat pembangunan yang berdaya. Dengan program ini, Lippo ingin menunjukkan kontribusi nyata dalam mendukung target pemerintah, yaitu menghadirkan 3 juta rumah layak setiap tahun sesuai visi Presiden Prabowo Subianto.
Pendiri Lippo, Mochtar Riady, menegaskan bahwa rumah adalah tempat bermula bagi kehidupan yang bermartabat. Menurutnya, memberikan akses terhadap hunian yang sehat dan kokoh merupakan bentuk tanggung jawab moral sektor swasta. Renovasi ini diharapkan mampu memberikan semangat baru bagi keluarga berpenghasilan rendah yang selama ini tinggal di rumah tidak layak huni.
Indonesia masih menghadapi masalah backlog perumahan, yaitu ketidakseimbangan antara jumlah rumah yang tersedia dan kebutuhan masyarakat. Renovasi rumah desa yang dilakukan Lippo menjadi langkah penting untuk membantu mempersempit kesenjangan tersebut. Program ini bukan hanya menghadirkan rumah baru, tetapi juga memperbaiki kondisi rumah lama agar penghuninya bisa hidup lebih sehat dan produktif.
Dengan target 3 juta rumah yang digagas pemerintah, kontribusi sektor swasta sangat dibutuhkan. Dukungan Lippo Group memperlihatkan bahwa pembangunan rumah tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah. Kolaborasi lintas sektor diperlukan agar program dapat berjalan cepat, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
Baca Juga : Subsidi Tanah Lebih Efektif, Harga Rumah Bisa Turun 50%
Tahap awal renovasi difokuskan pada perbaikan elemen-elemen mendasar seperti struktur bangunan, sirkulasi udara, serta penyediaan akses air bersih. Aspek-aspek ini dianggap sebagai kunci dalam menciptakan rumah yang bukan hanya berdiri kokoh, tetapi juga memberikan lingkungan sehat bagi penghuninya. Rumah dengan ventilasi baik, misalnya, dapat mengurangi risiko penyakit pernapasan, sementara akses air bersih berkaitan erat dengan kesehatan keluarga.
Lebih dari sekadar membenahi bangunan, renovasi ini diharapkan membawa perubahan sosial di tingkat keluarga. Rumah yang nyaman akan memengaruhi pola belajar anak, produktivitas orang tua, hingga interaksi sosial antarwarga. Dengan demikian, rumah desa tidak lagi dipandang sekadar tempat tinggal, melainkan fondasi bagi peningkatan kualitas hidup.
Beberapa dampak yang diharapkan dari program renovasi rumah desa ini antara lain:
Simak Juga : USU Gelar Wisuda, 4.113 Mahasiswa Siap Mengabdi ke Masyarakat
Pemerintah menyambut positif langkah Lippo Group ini. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menilai bahwa renovasi rumah desa merupakan intervensi sosial yang nyata. Rumah yang layak akan memberi dampak ganda bagi kesehatan, pendidikan, serta ekonomi keluarga miskin. Menurutnya, langkah Lippo di Malang bisa menjadi model nasional untuk mempercepat pengentasan kemiskinan.
Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Ara Sirait, menekankan bahwa pembangunan rumah harus dilihat sebagai upaya memulihkan martabat manusia. Ia menyebutkan bahwa keterlibatan sektor swasta sangat penting untuk mempercepat pencapaian target 3 juta rumah. Program seperti yang dilakukan Lippo dianggap sebagai contoh sinergi antara dunia usaha dan kebijakan pemerintah.
Lippo tidak berhenti di Malang. Ke depan, perusahaan menargetkan renovasi di wilayah lain seperti Bandung, Bekasi, Tangerang, hingga daerah di Sulawesi dan Papua. Tujuan utama adalah pemerataan pembangunan, sehingga masyarakat di berbagai wilayah bisa merasakan manfaat yang sama.
Dengan rencana lima tahun ke depan, inisiatif ini diharapkan dapat menjangkau ribuan rumah tambahan. Setiap proyek renovasi akan dirancang menyesuaikan kebutuhan lokal, sehingga hasilnya benar-benar relevan dengan kondisi masyarakat setempat.
Lebih dari sekadar program pembangunan fisik, renovasi rumah desa oleh Lippo mencerminkan sebuah visi besar: menjadikan hunian layak sebagai pilar kesejahteraan masyarakat desa. Rumah yang kokoh, sehat, dan nyaman akan memberikan efek berantai—dari peningkatan taraf hidup hingga penguatan ekonomi lokal.
Jika kolaborasi pemerintah dan swasta terus diperkuat, mimpi menghadirkan 3 juta rumah setiap tahun bukan sekadar wacana. Ini adalah jalan menuju Indonesia yang lebih adil, merata, dan bermartabat bagi seluruh warganya.