Immovesting – Lip-Bu Tan, CEO Intel, menjadi sorotan publik beberapa hari terakhir setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sempat menekannya untuk mundur dari jabatannya. Namun, Trump kemudian mengubah pendirian setelah pertemuan yang digambarkannya sebagai “sangat menarik” dengan Tan. Dalam unggahannya di platform Truth Social, Trump menyoroti keberhasilan dan kebangkitan Tan yang menurutnya merupakan kisah luar biasa.
Lip-Bu Tan, yang kini berusia 65 tahun, tercatat memiliki kekayaan sekitar USD 1,1 miliar atau setara dengan Rp 17,84 triliun, menurut Bloomberg Billionaires Index. Kekayaan Tan terutama berasal dari Cadence Design Systems, perusahaan peralatan desain chip tempat ia pernah menjabat sebagai CEO selama lebih dari 12 tahun sebelum bergabung dengan Intel. Selama masa kepemimpinannya di Cadence, Tan menjual saham senilai sekitar USD 575 juta atau Rp 9,3 triliun dan masih memegang saham senilai sekitar USD 500 juta atau Rp 8,1 triliun.
Meskipun prestasinya mengesankan, Tan menghadapi sejumlah tuduhan. Pemerintahan Trump sempat menyoroti investasi Intel ke perusahaan-perusahaan Tiongkok, yang dianggap berpotensi mengancam kepentingan AS. Senator Tom Cotton, sekutu Trump, bahkan mengecam hubungan Tan dengan Tiongkok, menyebut Cadence pernah menjual produk ke Universitas Militer Tiongkok. Menanggapi tuduhan tersebut, Tan menekankan bahwa tuduhan itu merupakan “misinformasi” dan menegaskan dirinya selalu bertindak sesuai standar hukum dan etika tertinggi. Ia juga menekankan bahwa selama lebih dari 40 tahun berkarier, ia membangun hubungan dengan ekosistem industri global yang beragam.
Baca Juga : Telkom Perkuat UMKM Lewat Transformasi Digital di HUT ke-80 RI
Tan lahir pada 1959 di Malaysia sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Ayahnya adalah pemimpin redaksi sebuah surat kabar, sementara ibunya seorang profesor di Singapura. Tan menempuh pendidikan tinggi di bidang fisika dan teknik nuklir, memperoleh gelar Magister Teknik Nuklir dari Massachusetts Institute of Technology dan MBA dari University of San Francisco. Kepindahannya ke Silicon Valley membuka wawasan mengenai modal ventura, di mana ia bertemu pimpinan Walden Capital dan membantu menggalang dana global untuk investasi teknologi.
Sebagai investor, Tan memimpin Walden International dalam menanamkan modal sekitar USD 5 miliar di lebih dari 600 perusahaan di 12 negara, dengan fokus pada industri semikonduktor. Ia juga pernah menjadi anggota dewan di Semiconductor Manufacturing International Corp., produsen chip terkemuka di Tiongkok. Setelah bergabung dengan Intel sebagai CEO pada Maret, Tan mendorong divestasi investasi perusahaan teknologi China. Ia tetap menjadi ketua eksekutif Walden International dan berinvestasi melalui Walden Catalyst Ventures, mendukung startup di AS, Eropa, dan Israel.
Karier Tan di Cadence menunjukkan rekam jejak luar biasa. Sejak menjabat CEO pada 2009, nilai saham Cadence meningkat lebih dari 4.000 persen. Tan menjual sebagian besar sahamnya hingga 2023, namun tetap memegang sekitar 1,5 juta saham yang saat ini bernilai sekitar USD 500 juta. Selama menjabat, ia tetap aktif di Walden International dan dikenal hanya membutuhkan sedikit tidur setiap malam, menunjukkan dedikasinya yang tinggi terhadap pekerjaan dan investasi.
Pada 2021, Tan mengundurkan diri sebagai CEO Cadence namun tetap menjabat sebagai ketua eksekutif selama dua tahun. Ia sempat menjadi anggota dewan Intel hingga Agustus 2024 sebelum kembali diangkat sebagai CEO pada Maret 2025. Tugas utamanya adalah membalikkan kondisi Intel yang melambat akibat peralihan komputasi ke perangkat mobile dan meningkatnya signifikansi kecerdasan buatan. Sebagai CEO, Tan memiliki sekitar 1,2 juta saham Intel, sebagian besar diperoleh setelah perjanjian pengangkatannya.
Kompensasi Tan sebagai CEO Intel mencakup gaji tahunan USD 1 juta, insentif berbasis kinerja sebesar 200 persen. Serta penghargaan ekuitas jangka panjang senilai USD 66 juta ditambah opsi saham. Dalam suratnya kepada karyawan, Tan menyatakan rasa cintanya kepada AS dan rasa syukurnya atas kesempatan yang diberikan negara tersebut. Ia menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi pada industri teknologi dan tetap berpegang pada prinsip etika serta hukum selama berkarier.
Kisah Lip-Bu Tan mencerminkan perjalanan seorang veteran teknologi dan investor yang berhasil membangun kekayaan signifikan. Melalui strategi investasi berani dan kepemimpinan yang konsisten, meski menghadapi tekanan politik dan kontroversi internasional. Dedikasi dan visi Tan terhadap industri semikonduktor menjadikannya salah satu tokoh berpengaruh di Silicon Valley. Sekaligus simbol kesuksesan dalam menggabungkan pengalaman teknis dan manajerial di tingkat global.
Simak Juga : Bansos PKH dan BPNT 2025: Jadwal Pencairan, Cara Cek, dan Kriteria Penerima