Immovesting – Industri baja nasional saat ini sedang menghadapi tantangan berat akibat banjir impor baja. Masuknya produk dari luar negeri dengan volume besar membuat pabrik dalam negeri kesulitan bersaing, baik dari segi harga maupun distribusi. Produk baja impor sering kali lebih murah karena adanya dukungan subsidi di negara asal atau biaya produksi yang lebih rendah. Kondisi ini membuat banyak perusahaan lokal sulit mempertahankan operasionalnya.
Dampak nyata sudah terlihat di lapangan. Sebuah pabrikan baja besar di Surabaya harus menutup lini produksinya sejak awal 2025 karena kalah bersaing dengan baja impor. Tak hanya itu, sebuah pabrik di Bekasi juga dikabarkan terancam gulung tikar apabila tren ini terus berlangsung tanpa adanya kebijakan proteksi yang jelas dari pemerintah. Situasi ini menunjukkan bahwa gelombang impor telah menggerus daya tahan industri baja nasional.
Ada sejumlah penyebab mengapa lmpor baja semakin membanjiri pasar dalam negeri dan membuat produsen lokal kian tertekan. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat dalam daftar berikut:
Kombinasi faktor ini menjadikan impor baja sebagai ancaman nyata bagi keberlanjutan ekosistem industri baja di Indonesia.
Baca Juga : Cara Ampuh Genjot Penjualan Lewat TikTok Shop, Coba Strategi Ini
Apabila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, ada sejumlah konsekuensi serius yang bisa muncul. Risiko tersebut bukan hanya menimpa perusahaan baja, tetapi juga masyarakat luas dan pembangunan nasional.
Risiko-risiko ini menegaskan bahwa impor baja tidak bisa dianggap sebagai persoalan sepele, melainkan ancaman strategis bagi pembangunan ekonomi nasional.
Para pelaku usaha berharap pemerintah segera mengambil langkah konkrit untuk menekan dampak lmpor baja. Upaya proteksi diperlukan agar industri dalam negeri tetap bisa hidup di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Beberapa langkah yang diharapkan antara lain:
Langkah-langkah ini penting agar produsen baja Indonesia mampu bangkit kembali dan tidak terus kalah bersaing dengan produk impor.
Simak Juga : Krisis Kelaparan Gaza: 404 Warga Tewas, Anak-Anak Jadi Korban Terbesar
Fenomena ini harus menjadi momentum untuk memperbaiki arah kebijakan industri nasional. Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat perlu berkolaborasi agar sektor baja bisa kembali berdaya saing. Jika tidak, ketergantungan terhadap impor hanya akan melemahkan fondasi pembangunan infrastruktur yang membutuhkan pasokan baja dalam jumlah besar.
Dengan regulasi yang tepat, dukungan insentif, serta perlindungan yang seimbang, industri baja lokal dapat bertahan menghadapi persaingan. Pada akhirnya, keberhasilan menekan dampak lmpor baja akan menentukan seberapa jauh Indonesia bisa mandiri dalam membangun perekonomian dan infrastrukturnya.
Artikel tentang Impor Baja ini ditulis ulang oleh : Abra Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : DetikFinance.com