Immovesting – Prediksi harga emas untuk Kamis, 19 Juni 2025, diperkirakan akan tetap stabil atau mengalami sedikit perubahan. Pada perdagangan Rabu malam, 18 Juni 2025, harga emas dunia menunjukkan kecenderungan stagnan. Yang kemungkinan besar akan berlanjut ke hari Kamis. Hal ini disampaikan oleh pengamat pasar komoditas, Ibrahim Assuaibi, yang menjelaskan bahwa harga emas dunia masih bisa datar. Meski ada kemungkinan harga melemah ke angka USD 3.362 per ons, jika terjadi kenaikan. Penurunan tidak akan terlalu dalam dan bisa kembali naik ke kisaran USD 3.421.
Ibrahim menjelaskan bahwa harga emas cenderung stagnan karena para investor masih menunggu keputusan dari Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed. Investor sebenarnya sudah mengantisipasi bahwa suku bunga acuan akan dipertahankan. Namun pasar masih menunggu pernyataan atau testimoni dari pejabat The Fed terkait kemungkinan penurunan suku bunga di masa mendatang. Testimoni tersebut dianggap penting untuk memberikan arah bagi pasar.
Dalam pandangan Ibrahim, ada peluang besar The Fed akan menurunkan suku bunga di tahun 2025. Hal ini didukung oleh data inflasi Amerika Serikat yang terus berjalan sesuai dengan ekspektasi pasar. Jika hal ini terjadi, harga emas dunia diperkirakan akan kembali menguat dan berpotensi mencapai level USD 3.462 per ons. Kondisi ini tentu menjadi kabar positif bagi para investor yang berharap harga emas terus naik.
Baca Juga : Starlink Jadi Sorotan Konflik Ukraina dan Ketegangan Diplomasi
Selain faktor kebijakan moneter, harga emas juga dipengaruhi oleh situasi geopolitik global. Ketegangan di Timur Tengah, terutama antara Israel dan Iran, menjadi salah satu faktor yang berpotensi mendorong kenaikan harga emas. Ibrahim menyebut kemungkinan terjadi eskalasi besar dalam konflik tersebut, seperti serangan Israel ke ibu kota Iran, yang dapat membuat harga emas dunia mengalami kenaikan signifikan. Ketegangan ini membuat emas semakin diminati sebagai aset safe haven atau tempat berlindung yang aman bagi investor di tengah ketidakpastian global.
Tidak hanya ketegangan Timur Tengah, isu perang dagang antara Amerika Serikat dengan beberapa mitra dagangnya juga masih menjadi perhatian pasar. Hingga kini belum ada kesepakatan yang tuntas antara AS dengan negara-negara seperti Kanada dan Meksiko. Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian dalam perdagangan global dan mendorong investor mencari aset yang lebih aman seperti emas. Dalam jangka menengah hingga panjang, hal ini memberikan sinyal bahwa harga emas akan terus naik dan berpotensi menembus level USD 3.600 hingga USD 3.700 per ons pada tahun 2025.
Pada hari Selasa, 18 Juni 2025, harga emas relatif stabil karena penguatan dolar AS yang menahan kenaikan harga emas. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah tetap menjadi faktor pendukung permintaan emas sebagai aset aman. Menurut data dari CNBC, harga emas spot naik sebesar 0,2 persen menjadi USD 3.390,29 per ons pada pukul 14:18 waktu EDT, sementara kontrak berjangka emas di AS justru turun sekitar 0,3 persen menjadi USD 3.408,70 per ons. Indeks dolar AS naik sekitar 0,8 persen, yang biasanya memberikan tekanan pada harga emas.
Analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff, menyatakan bahwa saat ini harga emas sedang mengalami masa konsolidasi sambil menunggu keputusan The Fed dan perkembangan terbaru terkait konflik di Timur Tengah. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa pasar masih sangat sensitif terhadap berita dari kedua front tersebut.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, juga memberikan pernyataan terkait upaya penyelesaian sengketa nuklir dengan Iran. Trump menyebutkan niatnya untuk mengakhiri konflik tersebut secara nyata dan akan mengirim pejabat tinggi AS untuk melakukan pertemuan dengan Republik Islam Iran. Pernyataan ini muncul di tengah perang udara yang telah berlangsung selama lima hari antara Israel dan Iran, yang menambah ketegangan geopolitik di kawasan tersebut.
Keputusan The Fed yang dijadwalkan keluar pada hari Rabu, 18 Juni 2025, disertai konferensi pers dari Ketua The Fed, Jerome Powell, menjadi momen penting bagi pasar keuangan. Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 4,25 hingga 4,50 persen, level yang sudah diterapkan sejak Desember tahun lalu. Lingkungan suku bunga rendah ini cenderung memperkuat daya tarik emas sebagai investasi.
Selain itu, ketidakpastian geopolitik dan kondisi suku bunga yang masih rendah membuat emas semakin diminati sebagai aset lindung nilai. Survei yang dilakukan oleh World Gold Council menunjukkan bahwa bank-bank sentral di seluruh dunia memperkirakan porsi cadangan emas dalam devisa mereka akan meningkat selama lima tahun ke depan. Hal ini mencerminkan tren global yang mendukung kenaikan harga emas di masa depan.
Dengan berbagai faktor tersebut, harga emas dunia pada Kamis, 19 Juni 2025, diprediksi akan tetap stabil atau mengalami kenaikan tipis. Investor disarankan untuk memperhatikan perkembangan kebijakan The Fed serta situasi geopolitik yang terus berkembang. Karena kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pergerakan harga emas dalam waktu dekat.
Simak Juga : Waspada “Container Baby Syndrome”: Fenomena Baru di India Ancam Tumbuh Kembang Bayi