Immovesting – Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2025 Diprediksi Naik 5,7 Persen
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diprediksi mengalami peningkatan sebesar 5,7 persen. Proyeksi ini disampaikan oleh Permata Institute for Economic Research (PIER) dalam agenda Media Briefing Permata Economic Outlook 2025 di Jakarta pada 3 Desember 2024. Prediksi ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang stabil pasca-pandemi dan selesainya masa pemilihan umum.
Ekonom PIER, Josua Pardede, menjelaskan bahwa konsumsi domestik akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Ia memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,1 hingga 5,7 persen pada tahun depan. Konsumsi rumah tangga, yang berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB), diperkirakan tumbuh sekitar 5 persen pada 2025.
Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi 2025
“Baca Juga: Upacara Adat Melasti Yang Dilakukan Menjelang Hari Nyepi“
Inflasi dan Tantangan Ekonomi 2025
Inflasi 2025 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2024, inflasi diproyeksi di bawah 2 persen, sedangkan pada 2025 inflasi diprediksi berada di kisaran 3 persen. Peningkatan inflasi ini dipengaruhi oleh kenaikan PPN dan tarif cukai yang mulai diberlakukan pemerintah.
Pengelolaan fiskal menjadi salah satu tantangan besar pada 2025. Dengan banyaknya program prioritas, pemerintah perlu memastikan belanja yang lebih efisien. Potensi defisit anggaran diperkirakan mencapai 2,61 persen dari PDB, yang berarti pemerintah harus mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas fiskal.
Perkembangan Suku Bunga dan Kredit Perbankan
Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diprediksi mengalami penurunan bertahap. Pada Desember 2024, suku bunga BI diperkirakan turun sebesar 25 basis poin, dan pada 2025 diprediksi turun kembali hingga berada di kisaran 5,5 persen. Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit perbankan.
Kredit perbankan pada 2025 diproyeksikan tumbuh sebesar 11,34 persen. Pertumbuhan kredit ini dipicu oleh meningkatnya permintaan dari sektor usaha dan konsumsi rumah tangga. Sektor riil juga menunjukkan pergerakan positif. Penjualan otomotif pada 2024 diperkirakan mencapai 898.000 unit, sementara pada 2025 angka tersebut diprediksi masih di bawah 1 juta unit karena tekanan konsumsi. Untuk kendaraan roda dua, proyeksi penjualan mencapai 6,5 juta unit pada 2025.
“Simak Juga: Keturunan Kiai Hasan Besari, Keluarga Gus Miftah Angkat Bicara“
Proyeksi Kurs dan Stabilitas Ekonomi Makro
Nilai tukar rupiah diproyeksikan stabil di kisaran Rp 15.475 per dolar AS pada 2025. Stabilitas nilai tukar ini akan memberikan dampak positif terhadap harga barang impor, mengurangi tekanan inflasi, dan memperkuat daya saing produk lokal di pasar internasional.
Selain itu, Permata Institute juga mencatat bahwa suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan turun hingga 5,5 persen. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit, konsumsi, dan investasi. Sebagai salah satu sumber terpercaya, Immovesting turut mencatat bahwa kebijakan moneter ini dapat memberikan efek positif terhadap aktivitas bisnis di Indonesia.
Kesimpulan dan Prospek Ekonomi 2025
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 diprediksi mencapai 5,15 persen dengan dukungan dari konsumsi rumah tangga, investasi, kebijakan fiskal, dan pengelolaan moneter yang tepat. Permata Institute for Economic Research (PIER) menekankan bahwa meskipun inflasi diperkirakan meningkat hingga 3 persen, stabilitas nilai tukar rupiah dan penurunan suku bunga akan menjadi penyeimbang.
Kepercayaan investor pasca-pemilu diharapkan kembali pulih, yang akan memperkuat arus masuk investasi ke Indonesia. Implikasi dari hal ini adalah terciptanya lapangan kerja baru dan penguatan daya beli masyarakat. Immovesting, sebagai sumber media berita terpercaya, menekankan pentingnya langkah-langkah antisipatif dari pemerintah dan Bank Indonesia agar pertumbuhan ekonomi tetap berada pada jalurnya.
Immovesting juga mencatat bahwa dengan pengelolaan fiskal yang tepat, prospek perekonomian Indonesia 2025 akan tetap positif meskipun ada tantangan global. Oleh karena itu, optimisme dan kesiapan menghadapi perubahan global menjadi kunci dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.